Cerita Dewasa – Goyangan Rista Membuat Aku Kepayang

Cerita Dewasa – Rista adalah seorang gadis cantik,bertubuh langsing, berambut panjang lurus, mempunyai

payudara yang tidak terlalu besar namun sangat ketat, dan juga bongkahan pantatnya yang

lumayan runcing kebelakang. Saat saudaraku mengenalkan Rista kepadku, sugguh aku langsung

terpana melihat penampilan Rista malam itu. apalagi tubuhnya dihiasi dengan gaun putih,

sungguh perfect banget Rista, dan aku pun langsung suka dengan Rista. Namun aku hanya bisa

memendam saja karena tak mungkin aku merebut pacar saudara kandungku sendiri.

Aku dan saudaraku waktu itu kuliah di salah satu universitas terkenal disurabaya. Karena

kita asli Jakarta makanya kita kita mengontrak. Dirumah yang lumayan besar hanya kau dan

saudaraku saja yang menempatinya. Oh ya namaku Arya dan nama saudaraku Aryo, umur kita

sama karena kita lahir secara bersama. Secara penampilan kita pun sama, mungkin yang

membedakan antara aku dan Aryo adalah kecerdasan kita. Aryo lebih sedikit cerdas

dibandingkan denganku. Rumah yang hanya kita tinggli berdua itu tidak sepi lagi ketika

Rista sering maen kerumah, malah bisa dibilang setiap hari setelah pulang kuliah Rista

selalu maen kerumah kita.

Rasa suka ku pada Rista pun semakin bertambah dengan seiring seringnya aku bertemu dengan

Rista. Aku sempat merasa cemburu kita melihat Aryo bermesraan dengan Rista. Namun aku

hanya bisa berteriak dalam hati, karena kau tak bisa berbuat apa-apa. Hingga akhirnya

kesempatan yang aku nantikan datang juga. Suatu malam Aryo mendapat telpon dari papahku

dan papah meminta Aryo untuk pulang karena suatu hal. Aryo pun menurut pada papah, dan

keesokan harinya Aryo pun langsung balik kejakarta. Aku bakal mendapat kesempatan berdua

denga Rista, nmaun dengan alasan apa aku masih bingug.

Saya sempat merasa agak kesepian juga di rumah, karena saya hanya sendirian saja. Apalagi

kalau Aryo tidak di sini, berarti Rista juga nggak akan datang ke rumah saya kan?..Nah,

pada suatu siang di rumah, tiba-tiba saya seperti mendengar suara motor Rista dari

kejauhan. “Ah, aku pasti terlalu merindukan kehadiran Rista”, pikirku, sampai suara motor

lewat pun saya sangka suara motor Rista. Eh, ternyata suara motor itu memang menuju ke

rumahku, and guess what, itu memang Rista! Dia mengenakan kaos ketat berwarna oranye-biru,

dan celana jeans ngatung yang juga ketat. Sunggu menggairahkan sekali penampilannya saat

itu. Saya gembira campur bingung, kenapa Rista datang ke sini, padahal Aryo kan lagi

pergi.

“Halo Arya.. Sendirian aja ya di rumah? Kasian, ditinggal Aryo sendirian. Pasti sepi ya?”,

kata Rista sambil menuntun motornya masuk.

“Iya nih Win, sendirian terus tiap hari. Kamu tumben dateng ke sini? Ada angin apa Win?”

“Ini No, aku mau ngambil catetanku yang dulu dipinjem Aryo. Soalnya ada perlu buat

semester pendek.”

“Ooo.. kalo gitu masuk aja Win Rista pun masuk ke kamar Aryo dan mencari catetannya di laci meja komputer Aryo.

Sepertinya dia memang sudah tau kalau Aryo menyimpannya di sana. Untuk membuka laci itu,

dia mesti agak membungkuk. Ketika membungkuk, bagian belakang baju kaosnya agak terangkat,

dan tampaklah olehku punggungnya yang putih mulus. Wahh.. walaupun hanya sedikit yang

tampak, tapi itu sudah membuat pikiranku melayang dan otomatis penisku pun ikut berdiri.

“Udah dapet nih No, catetannya.”, kata Rista kepadaku.

“Oh, di sana ternyata dia simpen ya? Oke deh. Itu aja yang perlu Win?”, kataku dengan agak

sedikit kecewa, karena kalau memang hanya itu tujuan dia ke sini, berarti dia udah mau

balik dong..?

“Iya, ini aja. Aku pulang dulu deh ya No.”

Yaahh.., sebentar banget aku sempat ketemu dengan Rista, pikirku. Kemudian Rista keluar

menuju motornya. Di depan motornya aku melihat dia menggantungkan sebuah tas yang agak

besar.

“Bawa apaan tuh Win?”, tanyaku sama Rista.

“Oh, ini? Sebenarnya setelah ini aku bukan mau pulang sih. Aku rencananya mau ke tempat

temenku. Numpang mandi. Abis, air di kosku lagi habis. Sumurnya kering No. Wah, jadi

ketauan deh kalo aku belum mandi nih.. Jadi malu..”, kata Rista dengan agak malu-malu.

Wah.., kesempatan nih!

“Kenapa nggak mandi di sini aja Win? Airnya banyak kok di sini. Daripada repot-repot ke

tempat temenmu lagi. Gimana? Mau?”, cecarku dengan penuh semangat bercampur nafsu

“Mmm.., nggak apa-apa nih No?”, tanya Rista agak ragu.

“Nggak apa-apa kok. Bener. Suwer. Samber geledek.”, jawabku dengan sedikit bercanda.

“Ya oke deh kalo gitu. Aku numpang mandi ya..”

Yess.. Akhirnya aku punya kesempatan untuk bersama Rista lebih lama lagi.. Rista langsung

masuk lagi menuju kamar mandi. Aku hanya dapat membayangkan apa yang terjadi di dalam

kamar mandi itu. Aku membayangkan Rista membuka baju ketatnya, dan melepaskan celana

jeansnya. Aku membayangkan bagaimana tubuh seksi Rista hanya berbalutkan BH dan celana

dalam saja. Hhhmm.. penisku langsung tegang dengan sendirinya tanpa perlu kusentuh. Sedang

enak-enak melamun, tiba-tiba pintu kamar mandi Rista terbuka. Oh, ternyata Rista masih

mengenakan pakaiannya, tidak seperti dalam bayanganku.

“Arya, aku bisa pinjem handuk nggak? Aku lupa bawa nih. Sori ya ngerepotin.”

“Oh, nggak apa-apa. Ntar ku ambilin.”

Ketika aku memberikan handukku kepada Rista, terlihat tali BH Rista yang berwarna hitam di

bahunya. Walaupun itu hanya seutas tali BH di bahu, tapi itu sudah cukup untuk membuatku

berimajinasi yang bukan-bukan tentang Rista.

“Makasih ya Arya..”, wah, suaranya benar-benar bisa membuatku terbang ke langit ketujuh..

“eh, iya..”, jawabku. Lalu Rista masuk kembali ke kamar mandi. Tak lama kemudian sudah terdengar suara cebyar-

cebyur air. Aku tak dapat berhenti membayangkan tubuh Rista yang telanjang.. Kulitnya

pasti mulus.., putih.., dan badannya sangat seksi sekali.. mmhh.. aku tak kuasa untuk

menahan nafsuku.. Aku masuk ke kamar, dan masuk ke kamar mandiku (letaknya tepat di

sebelah kamar mandi tamu tempat Rista mandi).Di dalam kamar mandi, aku langsung melepaskan

seluruh pakaianku dan mengambil sabun untuk onani. Aku memegang penisku yang sudah sangat

tegang (rasanya belum pernah “dia” sebesar ini.Bayangan akan Rista benar-benar telah

membuatnya sangat keras..). Dengan sedikit sabun, aku mulai meremas-remas penisku, dan

pelan-pelan mulai mengocoknya maju-mundur.. mm.. aku membayangkan ini adalah tangan Rista

yang mengocok penisku.. oohh Rista.. andaikan kamu mau mandi bersamaku di sini.. hhmm..

Imajinasiku telah melayang ke mana-mana. Sedang asyik-asyiknya onani, tiba-tiba pintu

kamar mandiku diketuk dari luar. “Arya.. Kamu lagi mandi ya? Sori mengganggu lagi. Kamu ada sabun cuci muka nggak? Aku lupa

bawa tadi..”, terdengar suara Rista memanggil.

Film Bokep – Aku kaget! Wah, mana udah mau klimaks, eh Rista ngetuk pintu. Buyar deh imajinasiku yang

sudah kubangun dari tadi. Wah, pasti Rista sudah pakai baju lengkap lagi seperti tadi,

tidak telanjang seperti dalam bayanganku. Tapi nggak apa-apa deh, kan aku bisa ngeliat

Rista lagi jadinya. Aku lingkarkan handuk di pinggangku untuk menutupi penisku yang

tegang, lalu aku ambilkan sabun cuci mukaku untuk Rista.

“Ini Win, sabun cuci mukanya”, kataku sambil membuka pintu.

Wahh.. ternyata Rista hanya mengenakan handukku yang kuberikan tadi, bukannya berpakaian

lengkap! Rejeki lagi nih! Dengan balutan handukku yang tidak terlalu lebar itu, tampak

kulitnya yang benar-benar putih mulus. Handukku hanya menutupi dari dadanya sampai sekitar

15 cm di atas lututnya. Tampak olehku pahanya yang begitu indah. Rambutnya yang basah juga

memberi efek yang membuatnya semakin kelihatan seksi.. Tanpa bisa dibendung, penisku

menjadi semakin tegang lagi.

“Makasih Arya.. Wah, bener-bener sori ya, jadi ngeganggu mandimu..”, kata Rista lagi.

“Ehm.., nggak apa-apa kok Win.”, jawabku terbata-bata karena nggak kuat menahan nafsuku..

Tanpa kusadari, penisku semakin menyembul dan membuat handukku hampir copot. Jarakku

dengan Rista waktu itu sangat dekat, sehingga penisku yang sudah berdiri itu menyentuh

bagian perut Rista penisku dan perut Rista sama-sama masih tertutupi handuk. Rista kaget,

karena ada sesuatu yang menekan perutnya.

“Eh, aku mandi lagi ya No.”, kata Rista buru-buru dengan muka yang memerah. Sepertinya dia

malu campur bingung.

“Mmm, iya.., aku juga mau mandi lagi”, jawabku juga dengan penuh malu.

Ristapun kembali ke kamar mandinya, dan aku juga masuk lagi ke kamar mandiku.

Di dalam kamar mandi aku berpikir, apa kira-kira tanggapan Rista atas kejadian tadi ya?

Apa dia akan lapor ke Aryo kalau aku berbuat kurang ajar? Apa dia marah sama aku? Atau

apa? Aku jadi takut.. Setelah termenung beberapa menit, akhirnya aku memutuskan untuk

melanjutkan apa yang kukerjakan tadi. Masalah nanti ya urusan belakangan. Baru saja aku

mau mulai untuk onani lagi, pintu kamar mandiku diketuk lagi.

“Arya.., sori mengganggu lagi. Aku ada perlu lagi nih”, kata Rista dari luar.

“oh iya, bentar..”

– Sekarang aku pakai celana dalam dan celana pendekku. Aku nggak mau terulang lagi kejadian
memalukan tadi. Aku keluar dari kamar mandi.

“Ada apa Win? Apa lagi yang ketinggalan? Mau pinjem celana dalam?”, candaku pada Rista.

“Ah, kamu ada-ada aja.”, kata Rista sambil tertawa. Hhh.., manis sekali senyumannya itu..

Btw, dia masih mengenakan handuk seperti tadi. Seksi..!

“Gini No.. Waktu aku minjem sabun cuci muka tadi, aku tau kalo kamu sempat.. mm.. apa ya

istilahnya? Terangsang?”, kata Rista.

“Hah? Apa? Maksudnya gimana? Aku nggak ngerti?”, tanyaku pura-pura bego.

“Nggak apa-apa kok No. Nggak usah malu. Kuakui, aku tadi juga sempat membayangkan “itu” mu

waktu aku masuk kamar mandi lagi.

Aku bahkan hampir saja mau.. mm.. masturbasi sambil mbayangin kamu. Tapi kupikir, ngapain

pake tangan sendiri, kalo “barang”nya ada di sebelah?”, jawab Rista.

“Hhhaahh? Apa maksudmu Win? Aku jadi makin bingung? Aku nggak”

Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, Rista sudah meraba penisku dari luar celana

pendekku.

“Ini yang kumaksud, Arya! Penismu yang tegang ini! Aku menginginkannya!”, kata Rista

sambil terus meraba-raba dan meremas penisku.

“hhmm.., Rista.. kamu..”

“Arya.. Walaupun aku pacarnya Aryo, kamu nggak usah malu begitu. Sejak bertemu denganmu di

Djokdja ini, aku selalu membayangkanmu dalam setiap fantasi seksku. Bukannya aku nggak

cinta Aryo. Tapi dengan membayangkan sesuatu yang “tabu”, biasanya aku selalu menjadi

begitu terangsang, dan selalu kuakhiri dengan masturbasi sambil membayangkan bercinta

dengan saudara kembar pacarku sendiri Arya.. saat ini sudah lama kutunggu-tunggu. Aku selalu membayangkan bagaimana rasanya

mengulum Penismu dalam mulutku. Bagaimana rasanya memainkan Penismu dalam vaginaku..

hhmm.. You’re always on my fantasy, Arya..”, cerocos Rista sambil semakin kuat meremas

penisku masih dari luar celana pendekku.

“Ohh.., oohhmm.., Rista.. Aku.., juga.. selalu membayangkanmu dalam setiap onaniku. Aku

nggak tahan melihat kecantikan dan keseksianmu, sejak pertama kali aku bertemu denganmu.

Aku cemburu dengan Aryo. Aku selalu membayangkan tubuhmu yang putih, halus, lembut, dan

seksi ini.. Aku menginginkanmu Rista..”, jawabku sambil meraba bahu dan tangannya yang

begitu halus dan lembut.

Kemudian tanpa berpikir lagi, aku raih rambutnya dan kutarik mukanya ke mukaku, dan kucium

Rista dengan buas. Kulumat bibirnya yang merah dan mungil itu. Inilah pengalaman pertamaku

mencium wanita. Rasanya benar-benar nikmat sekali. Apalagi tangannya masih terus meremas

penisku yang sudah berdenyut-denyut dari tadi.

“Hmmpp.., mmhhmmhh..”, Rista juga membalas ciumanku dengan lumatan bibirnya dan lidahnya

bermain-main di dalam mulutku.

Aku terus menghisap bibir & lidahnya, dan tanganku mulai meraba payudaranya yang masih

tertutup handuk. Payudaranya cukup besar. Belakangan kuketahui ukurannya 34B. Terasa

putingnya yang mengeras dari balik handuk.

“Ohh.. Arya.. remas susuku! Remas, Arya.. Ohhmmhh..”,

desah Arya di telingaku, semakin membuatku bernafsu.. Tanpa pikir panjang, langsung

kulepaskan handuk Rista, sehingga tampaklah di depan mataku keindahan tubuh telanjang

Rista yang selama ini hanya ada dalam fantasiku.

“Rista.. kamu sunguh-sungguh cantik.. Aku menginginkanmu..”.

Aku pun langsung menerkamnya dan tanpa membuang waktu langsung kuhisap payudaranya yang

bulat & padat itu. Sebelumnya aku hanya dapat membayangkan betapa indahnya payudara Rista

yang sering mengenakan kaos ketat itu. Bahkan pernah sekali dia mengenakan kaos ketat

tanpa BH, sehingga tampak samar-samar putingnya yang merah olehku waktu itu.

“Arya.. Mmmhhmm.. Kamu benar-benar hebat Arya.. Bahkan Aryo tidak pernah bisa membuatku

jadi gila seperti ini.. Ooohh.. hisap putingku Arya. Jilat.. hhmm..” jerit Rista yang

sudah benar-benar penuh nafsu birahi itu.

Aku terus menjilati dan menghisap payudaranya, dan sekali-sekali kugigit karena gemas,

sehingga payudaranya menjadi merah-merah. Tapi Rista tidak marah, malah sepertinya ia

sangat menikmati permainan mulutku.

Bosan bersikap pasif, Rista pun melepaskan celana pendekku dengan penuh nafsu, sehingga

tampaklah olehnya penisku yang sudah berdiri tegak hingga keluar dari pinggang celana

dalamku.

“Besar sekali Penismu Arya! Wow.. Lebih besar dari pacarku yang dulu. Bahkan lebih besar

dari punya Aryo! Kukira punya sudah yang terbesar yang ada!”, puji Rista dengan mata

berbinar ketika melihat penisku.

Rista menarik celana dalamku hingga lepas, berlutut di depan penisku dan langsung

menjilati telorku yang penuh bulu itu.

“Aahhmm.. enak sekali Rista..! mmhhmm.. Kamu memang hebat sekali..”,

aku meracau kenikmatan sambil terus membelai rambutnya yang indah.

“oohhmm.. aku suka sekali Penismu Arya.. besar, panjang, dan hitam.. oohhoohhmm..”,

Rista memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil, dan menghisapnya dengan kuat.

“Ahh.., Rista.. AAhhmmhh..”,

Aku benar-benar dalam puncak kenikmatan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kenikmatan

onani hanyalah sepersekian dari kenikmatan dihisap dan dijilat oleh mulut dan lidah Rista

yang sedang mengulum penisku ini. Rista dangan penuh semangat terus menghisap penisku, dan

karena ia memaju mundurkan kepala dan badannya dengan kencang, tampak olehku payudaranya

bergoyang-goyang kesana kemari.

Ketika aku hampir mencapai klimaks, langsung kutarik penisku dari mulutnya, dan kupeluk

Rista erat-erat sambil menjilati dan menciumi seluruh mukanya. Mulai dari keningnya,

matanya, hidungnya yang mancung, pipinya, telinganya, lehernya, dagunya, dan kuteruskan ke

bawah sampai akhirnya seluruh tubuhnya basah oleh air liurku dan di beberapa tempat bahkan

sampai merah-merah karena hisapan dan gigitan gemasku. Rista benar-benar menikmati

perlakuanku terhadap tubuhnya, terutama ketika aku menjilati dan menghisap daun

telinganya. Dia benar-benar merinding ketika itu “oohh Arya.., kamu hebat sekali.. Belum pernah ada sebelumnya yang bisa membuatku orgasme

tanpa perlu menyentuh vaginaku. Ohhmm.. you’re the greatest..!”, kata Rista lagi.

Setelah beristirahat sejenak, aku mulai menjilati vagina Rista.

“Aryao.. nikmat sekali.. kamu hebat sekali memainkan lidahmu.. mmhhmm.. aahhgghh..”, Rista

benar-benar menikmati permainan lidahku yang mengobok-obok vaginanya dengan buas.

“Rista.., boleh aku memasukkan penisku ke dalam” belum selesai kata-kataku, Rista langsung

memotong.

“Nggak usah minta ijin segala, masukin Penismu yang gede itu ke vaginaku cepat, Arya!”,

potong Rista sambil memegang penisku dan mengarahkannya ke lobang vaginanya.

“Ahh.. sempit sekali Rista.. Mmmgghh..”, vaginanya benar-benar menjepit penisku dengan

kencang sekali, sehingga sensasi yang kurasakan menjadi benar-benar tak terlukiskan dengan

kata-kata. Pokoknya enak banget!!

“Ooohh Arya.. Penismu besar sekali!! HHhhmmhh.. aahh.. nikmat sekali Arya!”

Perlahan-lahan, aku pun mulai menggoyangkan pantatku sehingga penisku yang gede dan hitam

mulai mengocok-ngocok vaginanya. Rista pun juga menggoyangkan pantatnya yang putih mulus

itu sehingga makin lama goyangan kami menjadi semakin cepat dan buas.

“Arrryyaaaaaa.. hh.. hh.. hh.. aku suka Penismu! mmhh.. lebih cepat, cepat.. keras.. aku..

hhoohhmmhh..”,

racauan Rista makin lama makin tidak jelas.

“Aku hhaammpir keluuaar.. Rissttaaaaaaa.. hhmmhh..”,

campuran antara goyangan, desahan, dan tampang Rista yang benar-benar seksi, merangsang,

dan penuh keringat itu membuatku nggak tahan lagi.

“Keluarkan di dalam saja, Arya.. Aku jugaa.. mauu.. sampai.. hh..”

“AAHHMMHH.. AARRGGHH.. OOHHMMHH.. NIKMAAT SEKAALLII.. AAHHMMHH..!!” kami berdua mencapai

klimaks pada saat yang bersamaan.

Setelah permainan yang dahsyat itu, kami sama-sama terlelap di kamarku. Sewaktu terbangun

ternyata hari sudah malam. Rista langsung pulang karena takut kos-kosannya sudah dikunci

kalau kemalaman. Tapi kami berjanji untuk bertemu lagi esok hari, karena kami berdua masih

ingin melanjutkan hubungan yang tabu ini. Kami sama-sama menikmatinya. Kita pasti akan

mengulanginya lagi ketika ada kesempatan dan waktu yang tepat,,,,,,,,,,,,,,,