Cerita Sex Bercinta Dengan Vanessa Prasenter TV
Di suatu hari aku pernah ikut ke dalam acara reality show di salah satu tv swasta, Presenternya, vanessa, sangat seksi. aku napsu sekali melihatnya, Selama show, bodinya yang bahenol terbungkus dengan tank top ketat dan jeans yang juga ketat. Toketnya yang besar tampak sangat menonjol. Pantatnya yang besar juga tampak sangat menggairahkan.Karena tank topnya sepinggang, puser dan pinggangnya sering terlihat karena dia sangat aktif bergerak.
Acara tersebut adalah acara mencari pasangan. Pada satu kesempatan, aku berkata pada vanessa
“Aku sih milih vanessa aja deh boleh gak. Dari pertama kita ketemu, aku sudah tertarik dengan kamu vanessa”.
“Kan vanessa host nya, gak termasuk dalam perempuan yang mencari pasangannya. Mas boleh milih sasa, Sintia atau yang lainnya”.
“Enggak ah, aku milih vanessa aja yach”.
“Kalo gitu kita omongin diluar acara aja ya mas, macem2 aja si mas teh”, katanya sambil tersenyum.
Ketika sampai waktunya harus menentukan aku tidak memilih siapapun
Vanessa hanya tersenyum ketika aku menyatakan alasanku tidak memilih,
“Kan aku maunya milih vanessa tapi gak bisa”.
Selesai acara yang diselenggarakan disalah satu resort diluar kota, aku nungguin vanessa. Lama juga aku nunggunya, akhirnya dia keluar juga dari resort, masih memakai pakaian seksinya.
“vanessa pulang ama siapa?”, tanyaku..
“Sendiri mas, mas mo nganterin vanessa pulang”, dia minta to the point.
“Bole banget, tapi pulangnya ke tempatku ya”.
“Mo ngapain di tempat mas”.
“Aku mo ngobrol ama vanessa, belum puas ngobrolnya sih”.
“Belum puas ngobrolnya atau mo ngepuasin yang lainnya mas?”, katanya nantangin.
“Kalo aku minta dipuasin yang lainnya, vanessa mo muasin aku gak”, langsung kujawab, to the point juga.
“Bisa diatur”, kata vanessa sambil masuk ke mobilku.
Dalam perjalanan pulang, kami ngobrol ngalor ngidul, vanessa sangat open.
Dia crita petualangan sexnya dengan banyak lelaki, terutama dengan yang bukan abg. Dia bilang sudah sebulan ini dia gak kencan ama lelaki.
“Wah, kalo gitu kamu dah napsu banget dong vanessa. Aku kan sudah gak termasuk abg, jadi boleh dong ikut dalam petualangan vanessa”.
“Bisa diatur kok mas”. Selama perjalanan, aku mengelus pahanya, dari luar jeans ketatnya tentunya.
“Ih, si mas, dah napsu sama vanessa ya”.
“Kalo napsu sih dari tadi vanessa”.
“Kalo dah napsu artinya dah ngaceng ya mas”, katanya sambil mengelus selangkanganku.
“Ih, kayanya besar ya mas, keras lagi”, dia mulai meremas selangkanganku.
“vanessa mo liat duluan, buka aja ritsluitingnya”.
Dia segera menurunkan ritsluiting celanaku dan tangannya masuk ke dalam cd ku merogoh kontolku.
“Ih besar banget mas, panjang lagi.
“vanessa belum pernah ngerasain yang sebesar dan sepanjang ini”, katanya sambil mengeluarkan kontolku.
Segera dikocok2nya batangnya. Lalu vanessa menunduk dan mengemut kepala kontolku.
“vanessa, diisep sampe aku ngecret dong”.
“Tempatnya sempit mas, vanessa kocok aja yach. Nonok vanessa jadi basah mas, dah kepingin kemasukan kontol gede mas”, dia mulai mengocok kontolu keatas dan kebawah.
Aku jadi melenguh kenikmatan. “Masih jauh mas, tempatnya”.
“Enggak kok vanessa, sebentar lagi sampe”, kataku sambil mempercepat lajunya kendaraanku.
Tak lama kemudian, sampailah kami dirumah milik kantorku. Aku belum ngecret dan vanessa menyudahi sepongannya. “Mas, besar banget rumahnya kaya kontol mas aja besar, punya mas ya”.
“Bukan vanessa, punya kantor.
“Ini mes kantor, buat tamu yang perlu nginep. Sekarang lagi kosong, jadi kita pake aja yach”. Kami menuju ke bagian belakang rumah, ada kolam renang disana.
Tempatnya teduh karena banyak pepohonan dan tertutup tembok tinggi sehingga gak mungkin ada yang bisa ngintip.
Aku duduk didipan dipinggir kolam renang, vanessa duduk disebelahku. Aku memeluknya. Kucium pipinya sambil jemariku membelai-belai bagian belakang telinganya. Matanya terpejam seolah menikmati usapan tanganku.
Kupandangi wajahnya yang manis, hidungnya yang mancung lalu bibirnya. Tak tahan berlama-lama menunggu akhirnya aku mencium bibirnya. Kulumat mesra lalu kujulurkan lidahku.
Mulutnya terbuka perlahan menerima lidahku. Lama aku mempermainkan lidahku di dalam mulutnya. Lidahnya begitu agresif menanggapi permainan lidahku, sampai-sampai nafas kami berdua menjadi tidak beraturan.
Sesaat ciuman kami terhenti untuk menarik nafas, lalu kami mulai berpagutan lagi dan lagi. Kubelai pangkal lengannya yang terbuka. Kubuka telapak tanganku sehingga jempolku bisa menggapai permukaan dadanya sambil membelai pangkal lengannya. Bibirku kini turun menyapu lehernya seiring telapak tanganku meraup toketnya.
vanessa menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Suara rintihan berulang kali keluar dari mulutnya di saat lidahku menjulur menikmati lehernya yang jenjang.
“Maas….” vanessa memegang tanganku yang sedang meremas toketnya dengan penuh napsu.
Bukan untuk mencegah, karena dia membiarkan tanganku mengelus dan meremas toketnya yang montok.
“vanessa, aku ingin melihat toketmu”, ujarku sambil mengusap bagian puncak toketnya yang menonjol.
Dia menatapku. vanessa akhirnya membuka tank top ketatnya di depanku. Aku terkagum-kagum menatap toketnya yang tertutup oleh BH berwarna hitam. Toketnya begitu membusung, menantang, dan naik turun seiring dengan desah nafasnya yang memburu. Sambil berbaring vanessa membuka pengait BH-nya di punggungnya.
Punggungnya melengkung indah. Aku menahan tangan vanessa ketika dia mencoba untuk menurunkan tali BH-nya dari atas pundaknya. Justru dengan keadaan BH-nya yang longgar karena tanpa pengait seperti itu membuat toketnya semakin menantang.
“Toketmu bagus, vanessa”, aku mencoba mengungkapkan keindahan pada tubuhnya. Perlahan aku menarik turun cup BH-nya.
Mata vanessa terpejam. Perhatianku terfokus ke pentilnya yang berwarna kecoklatan. Lingkarannya tidak begitu besar sedang ujungnya begitu runcing dan kaku. Kuusap pentilnya lalu kupilin dengan jemariku. vanessa mendesah. Mulutku turun ingin mencicipi toketnya.
“Egkhh..” rintih vanessa ketika mulutku melumat pentilnya.
Kupermainkan dengan lidah dan gigiku. Sekali-sekali kugigit pentilnya lalu kuisap kuat-kuat sehingga membuat vanessa menarik rambutku. Puas menikmati toket yang sebelah kiri, aku mencium toket vanessa yang satunya yang belum sempat kunikmati.
Rintihan-rintihan dan desahan kenikmatan keluar dari mulut vanessa. Sambil menciumi toket vanessa, tanganku turun membelai perutnya yang datar, berhenti sejenak di pusarnya lalu perlahan turun mengitari lembah di bawah perut vanessa.
Kubelai pahanya sebelah dalam terlebih dahulu sebelum aku memutuskan untuk meraba nonok nya yang masih tertutup oleh celana jeans ketat yang dikenakan vanessa. Aku secara tiba-tiba menghentikan kegiatanku lalu berdiri di samping dipan.
Vanessa tertegun sejenak memandangku, lalu matanya terpejam kembali ketika aku membuka kancing jeans warna hitamnya. Aku masih berdiri sambil memandang tubuh vanessa yang tergolek di dipan, menantang.
Kulitnya yang tidak terlalu putih membuat mataku tak jemu memandang. Perutnya begitu datar. Celana jeans ketat yang dipakainya terlihat terlalu longgar pada pinggangnya namun pada bagian pinggulnya begitu pas untuk menunjukkan lekukan pantatnya yang sempurna. Puas memandang tubuh vanessa, aku lalu membaringkan tubuhku di sampingnya.
Kurapikan untaian rambut yang menutupi beberapa bagian pada permukaan wajah dan leher vanessa. Kubelai lagi toketnya. Kucium bibirnya sambil kumasukkan air liurku ke dalam mulutnya. vanessa menelannya.
Tanganku turun ke bagian perut lalu menerobos masuk melalui pinggang celana jeans vanessa yang memang agak longgar. Jemariku bergerak lincah mengusap dan membelai selangkangan vanessa yang masih tertutup CDnya. jari tengah tanganku membelai permukaan CDnya tepat diatas nonok nya, basah.
Aku terus mempermainkan jari tengahku untuk menggelitik bagian yang paling pribadi tubuh vanessa. Pinggul vanessa perlahan bergerak ke kiri, ke kanan dan sesekali bergoyang untuk menetralisir ketegangan yang dialaminya.
aku menyuruh vanessa untuk membuka celana jeans yang dipakainya. vanessa menurunkan reitsliting celana jeansnya. CD hitam yang dikenakannya begitu mini sehingga jembut keriting yang tumbuh di sekitar nonok nya hampir sebagian keluar dari pinggir CDnya.
Aku membantu menarik turun celana jeans vanessa. Pinggulnya agak vanessaikkan ketika aku agak kesusahan menarik celana jeans vanessa. Akupun melepas pakeanku. Posisi kami kini sama-sama tinggal mengenakan CD. Tubuhnya semakin seksi saja.
Pahanya begitu mulus. Memang harus kuakui tubuhnya begitu menarik dan memikat, penuh dengan sex appeal. Kami berpelukan. Dia menyentuh kontolku dari luar CD ku. vanessa melorotkan CD ku. Langsung kontolku yang panjangnya kira-kira 18 cm serta agak gemuk dibelai dan digenggamnya.
Belaiannya begitu mantap menandakan vanessa juga begitu piawai dalam urusan yang satu ini.
“Tangan kamu pintar juga ya, vanessa,”´ ujarku sambil memandang tangannya yang mengocok kontolku.
“Ya, mesti dong!” jawabnya sambil cekikikan.
Jari-jariku masuk dari samping CD langsung menyentuh bukit nonok vanessa yang sudah basah. Telunjukku membelai-belai itilnya sehingga vanessa keenakan.
“Diisep lagi vanessa. Kan sekarang lebih leluasa” kataku. vanessa tertawa sambil mencubit kontolku.
Aku meringis.
”Nggak muat di mulut vanessa, tadi dimobil kan cuma kepalanya yang masuk. Itu juga udah ampir gak muat. gede banget sih kontolnya” selesai berkata demikian vanessa langsung tertawa kecil.
“Kalau yang dibawah, gimana, muat gak?” tanyaku lagi sambil menusukkan jari tengahku ke dalam nonok nya.
vanessa merintih sambil memegang tanganku. Jariku sudah tenggelam ke dalam liang nonok nya. Aku merasakan nonok nya berdenyut menjepit jariku. Ugh, pasti nikmat sekali kalau kontolku yang diurut, pikirku. Segera CD nya kulepaskan.
Perlahan tanganku menangkap toketnya dan meremasnya kuat. vanessa meringis. Diusapnya lembut kontolku yang sudah keras banget. Tangannya begitu kreatif mengocok kontolku sehingga aku merasa keenakan. Aku tidak hanya tinggal diam, tanganku membelai-belai toketnya yang montok.
Kupermainkan pentilnya dengan jemariku, sementara tanganku yang satunya mulai meraba jembut lebat di sekitar nonok vanessa. kuraba permukaan nonok vanessa. Jari tengahku mempermainkan itilnya yang sudah mengeras.
kontolku kini sudah siap tempur dalam genggaman tangan vanessa, sementara nonok vanessa juga sudah mulai mengeluarkan cairan kental yang kurasakan dari jemari tanganku yang mengobok-obok nonok nya. Kupeluk tubuh vanessa sehingga kontolku menyentuh pusarnya.
Tanganku membelai punggung lalu turun meraba pantatnya yang montok. vanessa membalas pelukanku dengan melingkarkan tangannya di pundakku. Kedua telapak tanganku meraih pantat vanessa, kuremas dengan sedikit agak kasar lalu aku menaiki tubuhnya.
Kaki vanessa dengan sendirinya mengangkang. Kuciumi lagi lehernya yang jenjang lalu turun melumat toketnya. Telapak tanganku terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuh vanessa.
Aku melebarkan kedua pahanya sambil mengarahkan kontolku ke bibir nonok nya. vanessa mengerang lirih. Matanya perlahan terpejam. Giginya menggigit bibir bawahnya untuk menahan laju birahinya yang semakin kuat. vanessa menatapku, matanya penuh nafsu seakan memohon kepadaku untuk memasuki nonok nya. “Aku ingin mengentoti kamu, vanessa” bisikku pelan, sementara kepala kontolku masih menempel di belahan nonok vanessa. Kata ini ternyata membuat wajah vanessa memerah.
vanessa menatapku sendu lalu mengangguk pelan sebelum memejamkan matanya. aku berkonsentrasi penuh dengan menuntun kontolku yang perlahan menyusup ke dalam nonok vanessa. Terasa seret, memang, nikmat banget rasanya.
Perlahan namun pasti kontolku membelah nonok nya yang ternyata begitu kencang menjepit kontolku. nonok nya begitu licin hingga agak memudahkan kontolku untuk menyusup lebih ke dalam. vanessa memeluk erat tubuhku sambil membenamkan kuku-kukunya di punggungku hingga aku agak kesakitan. Namun aku tak peduli.
“Maas, gede banget, ohh..” vanessa menjerit lirih.
Tangannya turun menangkap kontolku.
“Pelan mas”. Akhirnya kontolku terbenam juga di dalam nonok vanessa.
Aku berhenti sejenak untuk menikmati denyutan-denyutan yang timbul akibat kontraksi otot-otot dinding nonok vanessa.
Denyutan itu begitu kuat sampai-sampai aku memejamkan mata untuk merasakan kenikmatan yang begitu sempurna. Kulumat bibir vanessa sambil perlahan-lahan menarik kontolku untuk selanjutnya kubenamkan lagi. Aku menyuruh vanessa membuka kelopak matanya. vanessa menurut.
Aku sangat senang melihat matanya yang semakin sayu menikmati kontolku yang keluar masuk dari dalam nonokya.
“Aku suka nonokmu, vanessa.. nonokmu masih rapet” ujarku sambil merintih keenakan. Sungguh, nonok vanessa enak sekali.
“Kamu enak kan, vanessa?” tanyaku lalu dijawab vanessa dengan anggukan kecil.
Aku menyuruh vanessa untuk menggoyangkan pinggulnya. vanessa langsung mengimbangi gerakanku yang naik turun dengan goyangan memutar pada pinggangnya.
“Suka kontolku, vanessa?” tanyaku lagi. vanessa hanya tersenyum. kontolku seperti diremas-remas ditambah jepitan nonok nya.
“Ohh.. hh..” aku menjerit panjang. Rasanya begitu nikmat.
Aku mencoba mengangkat dadaku, membuat jarak dengan dadanya dengan bertumpu pada kedua tanganku. Dengan demikian aku semakin bebas dan leluasa untuk mengeluar-masukkan kontolku ke dalam nonok vanessa. Kuperhatikan kontolku yang keluar masuk dari dalam nonok nya. Dengan posisi seperti ini aku merasa begitu jantan. vanessa semakin melebarkan kedua pahanya sementara tangannya melingkar erat di pinggangku.
Gerakan naik turunku semakin cepat mengimbangi goyangan pinggul vanessa yang semakin tidak terkendali.
“vanessa.. enak banget, kamu pintar deh.” ucapku keenakan.
“vanessa juga, mas”, jawabnya.
vanessa merintih dan mengeluarkan erangan-erangan kenikmatan. Berulang kali mulutnya mengeluarkan kata,
“aduh” yang diucapkan terputus-putus.
Aku merasakan nonok vanessa semakin berdenyut sebagai pertanda vanessa akan mencapai puncak pendakiannya. Aku juga merasakan hal yang sama dengannya, namun aku mencoba bertahan dengan menarik nafas dalam-dalam lalu bernafas pelan-pelan untuk menurunkan daya rangsangan yang kualami.
Aku tidak ingin segera menyudahi permainan ini hanya dengan satu posisi saja. Aku mempercepat goyanganku ketika kusadari vanessa hampir nyampe. Kuremas toketnya kuat seraya mulutku menghisap dan menggigit pentilnya.
Kuhisap dalam-dalam.
“Ohh.. hh.. mas..” jerit vanessa panjang.
Aku membenamkan kontolku kuat-kuat ke nonok nya sampai mentok agar vanessa mendapatkan kenikmatan yang sempurna. Tubuhnya melengkung indah dan untuk beberapa saat lamanya tubuhnya kejang. Kepalaku ditarik kuat terbenam diantara toketnya.
Pada saat tubuhnya menyentak-nyentak aku tak sanggup untuk bertahan lebih lama lagi.
“vanessa, aakuu.. keluaarr, Ohh.. hh..” jeritku.
vanessa yang masih merasakan orgasmenya mengunci pinggangku dengan kakinya yang melingkar di pinggangku.
Saat itu juga aku memuntahkan peju hangat dari kontolku. Kurasakan tubuhku bagai melayang. secara spontan vanessa juga menarik pantatku kuat ke tubuhnya. Mulutku yang berada di belahan dada vanessa kuhisap kuat hingga meninggalkan bekas merah pada kulitnya.
Telapak tanganku mencengkram toket vanessa. Kuraup semuanya sampai-sampai vanessa kesakitan. Aku tak peduli lagi. Aku merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggul vanessa pada saat aku mengalami orgasme. Tubuhku akhirnya lunglai tak berdaya di atas tubuh vanessa. kontolku masih berada di dalam nonok vanessa. vanessa mengusap-usap permukaan punggungku.
“vanessa puas sekali dientot mas,” katanya.
Aku kemudian mencabut kontolku dari nonok nya.
Aku masuk kembali ke rumah. vanessa langsung masuk ke kamar mandi dan menyalakan shower . Aku bisa mendengarnya karena pintu kamar mandi tidak ditutup. Tak lama kemudian, shower terdengar berhenti dan vanessa keluar. Ganti aku yg masuk ke kamar mandi, aku hanya membersihkan tubuhku. Keluar dari kamar mandi, vanessa berbaring diranjang telanjang bulat.
“vanessa, kamu kok mau aku ajak ngentot”, kataku.
“Kan vanessa dah lama gak ngerasain nikmatnya kontol mas, kontol mas besar lagi”, jawab vanessa tersenyum.
“Malem ini kita main lagi ya mas”. Hebat banget vanessa, gak ada matinya. Pengennya dientot terus.
“Ok aja, tapi sekarang kita cari makan dulu ya, biar ada tenaga bertempur lagi nanti malem”, kataku sambil berpakaian.
vanessa pun mengenakan pakaiannya dan kita pergi mencari makan malem. Kembali ke rumah sudah hampir tengah malem, tadi kita selain makan santai2 di pub dulu.
Di kamar kita langsung melepas pakaian masing2 dan bergumul diranjang. Tangan vanessa bergerak menggenggam kontolku. Aku melenguh seraya menyebut namanya. Aku meringis menahan remasan lembut tangannya pada kontolku. vanessa mulai bergerak turun naik menyusuri kontolku yang sudah teramat keras.
Sekali-sekali ujung telunjuknya mengusap kepala kontolku yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari lubang diujungnya. Kembali aku melenguh merasakan ngilu akibat usapannya. Kocokannya semakin cepat. Dengan lembut aku mulai meremas-remas toketnya.
Tangan vanessa menggenggam kontolku dengan erat. Pentilnya kupilin2. vanessa masukan kontolku kedalam mulutnya dan mengulumnya. Aku terus menggerayang toketnya, dan mulai menciumi toketnya. Napsuku semakin berkobar.
Jilatan dan kuluman vanessa pada kontolku semakin mengganas sampai-sampai aku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutnya. Aku membalikkan tubuhnya hingga berlawanan dengan posisi tubuhku. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku.
Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Lidahku menyentuh nonok nya dengan lembut. Tubuhnya langsung bereaksi dan tanpa sadar vanessa menjerit lirih. Tubuhnya meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidahku di nonok nya. Kedua pahanya mengempit kepalaku seolah ingin membenamkan wajahku ke dalam nonok nya.
Kontolku kemudian dikempit dengan toketnya dan digerakkan maju mundur, sebentar. Aku menciumi bibir nonok nya, mencoba membukanya dengan lidahku. Tanganku mengelus paha bagian dalam. vanessa mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakinya yang tadinya merapat.
Aku menempatkan diri di antara kedua kakinya yang terbuka lebar. Kontol kutempelkan pada bibir nonok nya. Kugesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. vanessa merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. nonok nya yang sudah banjir membuat gesekanku semakin lancar karena licin. vanessa terengah-engah merasakannya.
Aku sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala kontolku menggesek-gesek itilnya yang juga sudah menegang. “Maas.?” panggilnya menghiba.
“Apa vanessa”, jawabku sambil tersenyum melihatnya tersiksa.
“Cepetan..” jawabnya.
Aku sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontol. Sementara vanessa benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahinya.
“vanessa sudah pengen dientot mas”, katanya. vanessa melenguh merasakan desakan kontolku yang besar itu.
vanessa menunggu cukup lama gerakan kontolku memasuki dirinya. Serasa tak sampai-sampai. Maklum aja, selain besar, kontolku juga panjang. vanessa sampai menahan nafas saat kontolku terasa mentok di dalam, seluruh kontolku amblas di dalam.
Aku mulai menggerakkan pinggulnya pelan2. Satu, dua dan tiga enjotan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam nonok nya membuat kontolku keluar masuk dengan lancarnya. vanessa mengimbangi dengan gerakan pinggulnya. Meliuk perlahan.
Naik turun mengikuti irama enjotanku. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting enjotanku mencapai bagian-bagian peka di nonok nya.
vanessa bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Kontolku menjejali penuh seluruh nonok nya, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan kontolku sangat terasa di seluruh dinding nonok nya.
vanessa merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. vanessa mengakui keperkasaan dan kelihaianku di atas ranjang. Yang pasti vanessa merasakan kepuasan tak terhingga ngentot denganku. Aku bergerak semakin cepat.
kontolku bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitivenya. vanessa meregang tak kuasa menahan napsu, sementara aku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulku naik turun, ke kiri dan ke kanan. Erangannya semakin keras. Melihat reaksinya, aku mempercepat gerakanku. kontolku yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya. Tubuhnya sudah basah bermandikan keringat.
Aku pun demikian. vanessa meraih tubuhku untuk didekap. Direngkuhnya seluruh tubuhku sehingga aku menindih tubuhnya dengan erat. vanessa membenamkan wajahnya di samping bahuku. Pinggul nya diangkat tinggi-tinggi sementara kedua tangannya menggapai pantatku dan menekannya kuat-kuat. vanessa meregang. Tubuhnya mengejang-ngejang.
“maas..”, hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya saking dahsyatnya kenikmatan yang dialaminya bersamaku.
Aku menciumi wajah dan bibirnya.
Vanessa mendorong tubuhku hingga terlentang. Dia langsung menindihku dan menciumi wajah, bibir dan sekujur tubuhku. Kembali diemutnya kontolku yang masih tegak itu. Lidahnya menjilati, mulutnya mengemut. Tangannya mengocok-ngocok kontolku.
Belum sempat aku mengucapkan sesuatu, vanessa langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhku. Nonok nya berada persis di atas kontolku.
“Akh!” pekiknya tertahan ketika kontolku dibimbingnya memasuki nonok nya.
Tubuhnya turun perlahan-lahan, menelan seluruh kontolku. Selanjutnya vanessa bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhnya melonjak-lonjak.
Pinggulnya bergerak turun naik.
“Ouugghh. vanessa.., luar biasa!” jeritku merasakan hebatnya permainannya.
Pinggulnya mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tanganku mencengkeram kedua toketnya, kuremas dan dipilin-pilin. Aku lalu bangkit setengah duduk. Wajah kubenamkan ke dadanya. Menciumi pentilnya. Kuhisap kuat-kuat sambil kuremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan.
Kami tidak lagi merasakan panasnya udara meski kamar menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. vanessa berkutat mengaduk-aduk dengan pinggulnya. Aku menggoyangkan pantatku. Tusukan kontolku semakin cepat seiring dengan liukan pinggulnya yang tak kalah cepatnya.
Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Sprei ranjang sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. AKu merasa pejuku udah mau nyembur.
Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Tak selang beberapa detik kemudian, vanessa pun merasakan desakan yang sama. vanessa terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku mulai mengejang, mengerang panjang. Tubuhnya menghentak-hentak liar. Akhirnya, pejuku nyemprot begitu kuat dan banyak membanjiri nonok nya. vanessa pun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam dirinya.
Sambil mendesakan pinggulnya kuat-kuat, vanessa berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan denganku. Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat.
“maas., nikmaat!” jeritnya tak tertahankan.
vanessa lemes, demikian pula aku. Tenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 1 jam! Akhirnya kami tertidur kelelahan. Liar sekali vanessa diranjang, baru sekali aku nemu abg seliar vanessa, tetapi dia telah memberikan kenikmatan yang luar biasa yang belum pernah aku dapatkan dari abg lainnya yang pernah kuentot.